Time Itself is the Prankster That’s Playing Tricks On Us All*)

Hari ini**) aku menulis dua berita, dua-duanya dengan tanggal yang salah: 6 Juli 2012.
Sekali salah tulis mungkin wajar, tapi dua kali berturut-turut? Apakah ini gejala gagal move on?

Aku tahu ini sudah bulan Agustus, tapi kelihatannya kepalaku masih ketinggalan di bulan lalu. Dan parahnya, sampai tadi pagi aku masih merasakan mood ‘awal tahun’. Kukira ini masih semester pertama 2012.

Apah, sudah Agutus??!!!! *zoom in, zoom out*

Beberapa tahun belakangan ini aku merasa waktu berlalu makin terburu-buru.

Padahal aku ingat waktu masih berseragam merah-putih dulu, rasanya satu hari habis dengan lama… dan satu tahun terasa seperti selamanya.

Dan sekarang satu hari rasanya lewat saja hanya dengan menjentikkan jari.

Aku yakin bukan aku saja yang merasakan ini. Soalnya, selain memastikannya pada orang-orang lain (yang terlihat normal), aku juga pernah membaca bahwa ada penjelasan (yang kelihatannya) ilmiah mengenai hal ini.
(waktu itu tulisannya kubaca di sebuah artikel online. Aku masih nyari tautannya, begitu ketemu bakal kuposting disini)

Dan aku lumayan sepakat dengan teori ini.

Jadi orang yang membuat teori ini sepertinya  begitu pintar matematika, karena ia memaparkannya dengan penuh angka, berderet-deret hitungan, dan juga integral. Untung saja orang yang pintar matematika ini juga dikaruniai kebaikan hati, karena hitungan macam ras alien ini dilengkapi juga dengan penjelasan yang menjejak bumi.

Jadi pertanyaannya, mengapa satu tahun saat usiamu lima, terasa jauh lebih lama bila dibandingkan di usia 25?

Penjelasannya begini:
Saat kamu berumur lima tahun, waktu satu tahun setara dengan seperlima usia yang genap kamu jalani ketika itu. Bila dibuat diagram pie, maka satu tahun itu memiliki 1/5 atau 20 persen bagian dari satu lingkaran yang merepresentasikan seluruh umurmu.

Bandingkan dengan umur 25 tahun, yang mana satu tahun  itu adalah 1/25 bagian pie, atau sekitar 0,04 persen dari satu lingkaran.

Intinya, makin lama seseorang hidup, waktu satu tahun terasa makin nggak signifikan, dan ‘entengnya’ bisa berlalu begitu saja.

***

Sebenernya inti dari gerundelan nggak jelas ini adalah: gaaah, ini sudah mulai mengerikan .
Hidup bukan jam pasir yang bisa diukur berapa butir yang masih nyisa di atas. Aku cuma tau berapa banyak yang sudah meluncur ke bawah.

My time, your time, our time is running out.
Padahal, nggak ada yang mau berakhir dengan menggenggam rongsokkan berjudul cita-cita.

060812

 

*) Judul ini kuambil dari kutipan milik WontThinkStraight, penulis nosleep di Reddit yang tulisannya keren2 (tulisannya soal cerita horor, btw). Tulisannya yang mencantumkan kalimat ini bisa dilihat disini

**) Ini kutulis tanggal 6 Agustus, tapi baru kupublish empat hari kemudian. ehehe… ehe… eheheheee…